LAKSAMANA4D – Dalam lanjutan Piala AFF U-23 2025 yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senin malam (21/7), Timnas Indonesia U-23 berhasil mengamankan tiket semifinal setelah bermain imbang tanpa gol melawan Malaysia. Meskipun tidak ada gol tercipta, pertandingan ini tetap menyuguhkan drama, ketegangan, dan bukti mentalitas kuat dari anak-anak muda Garuda.
Babak Pertama: Penguasaan Tanpa Penyelesaian
Sejak menit awal, tim asuhan Gerald Vanenburg langsung mengambil inisiatif serangan. Permainan cepat dengan kombinasi umpan pendek dari lini tengah memperlihatkan niat Indonesia untuk segera mengontrol jalannya pertandingan. Meski begitu, lini pertahanan Malaysia tampil disiplin. Duet bek tengah Harith dan Danish Haqeem menjadi tembok kokoh yang sulit ditembus oleh duet penyerang Indonesia, Marselino Ferdinan dan Hokky Caraka.
Menariknya, meski dominasi penguasaan bola mencapai 62% untuk Indonesia, peluang bersih masih minim. Hal ini menandakan bahwa lini depan Indonesia belum sepenuhnya tajam dalam memanfaatkan ruang, terutama saat berada di sepertiga akhir lapangan. Transisi Malaysia dari bertahan ke menyerang juga beberapa kali merepotkan, terutama lewat kecepatan sayap kiri mereka.
Babak Kedua: Strategi Lebih Taktis, Intensitas Lebih Tinggi
Memasuki babak kedua, Malaysia mencoba menaikkan tempo. Mereka bermain lebih agresif dan tak ragu melakukan pressing tinggi. Namun, lini tengah Indonesia yang dikomandoi Arkhan Fikri tetap tenang dalam mengatur ritme permainan. Transisi cepat dari pertahanan ke lini depan menjadi senjata utama Indonesia dalam membongkar pertahanan Malaysia.
Di sisi lain, pergantian pemain yang dilakukan Vanenburg menunjukkan niat untuk menjaga intensitas dan keseimbangan tim. Masuknya Jeam Kelly Sroyer menambah daya gempur, meski sayangnya, penyelesaian akhir masih menjadi pekerjaan rumah yang belum tuntas. Beberapa peluang emas sempat tercipta, termasuk tendangan voli dari Marselino yang tipis melebar, namun tak ada yang berbuah gol.
Momentum, Bukan Skor, yang Terpenting
Meski skor akhir 0-0 mungkin terlihat hambar di atas kertas, hasil ini memiliki makna penting. Dengan hasil ini, Indonesia mengunci posisi puncak klasemen Grup A dan memastikan langkah ke babak semifinal. Di sisi lain, Malaysia harus puas berada di posisi kedua dan berharap bisa melangkah sebagai runner-up terbaik.
Momentum ini juga menunjukkan kedewasaan taktik dari Vanenburg. Di tengah tekanan dan ekspektasi publik, ia memilih bermain aman, tidak terlalu memaksakan kemenangan namun tetap menampilkan karakter tim yang solid. Ini adalah fondasi penting menjelang babak semifinal yang akan lebih berat, apalagi lawan potensial seperti Thailand atau Vietnam sudah menanti.
Catatan Positif dan Evaluasi yang Perlu Di lakukan
Beberapa hal positif patut di catat. Pertama, lini belakang Indonesia tampil lebih solid di banding laga sebelumnya. Kedua, kemampuan Indonesia mengontrol tempo pertandingan adalah bukti kemajuan taktik. Ketiga, mentalitas para pemain muda terlihat matang—mereka tidak panik meski waktu terus berjalan tanpa gol.
Namun tentu saja, masih ada pekerjaan rumah. Penyelesaian akhir menjadi sorotan utama. Dalam pertandingan ketat seperti semifinal nanti, satu peluang bisa jadi pembeda. Vanenburg harus mampu menemukan formula terbaik agar lini depan bisa lebih klinis. Selain itu, pengambilan keputusan di sepertiga akhir juga harus lebih cepat dan tepat.
Menuju Semifinal: Harapan dan Tantangan
Dengan hasil ini, Indonesia melangkah ke semifinal bukan hanya dengan tiket, tetapi juga dengan rasa percaya diri yang meningkat. Meskipun tidak mencetak gol, permainan disiplin dan terstruktur sudah cukup membuktikan bahwa tim ini punya potensi besar untuk melangkah jauh.
Pertandingan berikutnya akan menjadi ujian sesungguhnya. Lawan yang lebih kuat, atmosfer yang lebih menekan, dan beban ekspektasi akan hadir bersamaan. Namun, jika performa seperti melawan Malaysia ini bisa di pertahankan—dan ditingkatkan dalam penyelesaian akhir—maka impian membawa pulang trofi bukanlah hal mustahil.
