Berita bola terupdate. Real Madrid Sabar Menunggu Xabi Alonso. Real Madrid dikenal sebagai klub dengan tradisi kuat, baik dari segi prestasi maupun penataan manajemen jangka panjang. Klub raksasa asal Spanyol ini tidak hanya fokus pada kejayaan di atas lapangan, tetapi juga sangat selektif dalam menentukan siapa yang duduk di kursi pelatih. Salah satu nama yang belakangan mencuat sebagai kandidat kuat pelatih masa depan Real Madrid adalah Xabi Alonso.
Mantan gelandang elegan yang pernah mengenakan seragam Los Blancos ini saat ini tengah menunjukkan kapasitas luar biasa sebagai pelatih bersama Bayer Leverkusen di Bundesliga. Di tengah pencapaian mengesankan Xabi Alonso, Real Madrid menunjukkan sikap sabar, tanpa terburu-buru, dalam menunggu waktu yang tepat untuk membawanya kembali ke Santiago Bernabéu.
Xabi Alonso dan Kiprahnya di Bayer Leverkusen
Real Madrid Sabar Menunggu Xabi Alonso. Sejak ditunjuk menjadi pelatih kepala Bayer Leverkusen pada 2022, Xabi Alonso langsung mencuri perhatian. Gaya bermain tim asuhannya yang atraktif, terorganisir, dan efisien menjadi salah satu kekuatan utama mereka di Bundesliga. Di musim 2024/2025, Leverkusen bahkan mampu bersaing di papan atas dan menunjukkan konsistensi, sesuatu yang jarang terlihat dari tim yang bukan tergolong ‘raksasa tradisional’ di Jerman.
Kemampuan Alonso dalam membentuk karakter tim, memaksimalkan potensi pemain muda, dan menghadirkan pendekatan taktik yang modern menjadikannya salah satu pelatih paling diperhitungkan di Eropa saat ini. Ia juga menunjukkan kematangan luar biasa dalam mengelola tekanan, hal yang sangat dibutuhkan untuk menangani klub sekelas Real Madrid.
Hubungan Erat dengan Real Madrid
Alonso memiliki hubungan emosional yang kuat dengan Real Madrid. Ia pernah membela klub ini selama lima musim (2009–2014) dan menjadi bagian penting dari skuad yang menjuarai Liga Champions ke-10 atau La Décima. Karakternya yang kalem, cerdas, dan penuh visi di lapangan membuatnya disukai fans Madridistas.
Setelah pensiun, Xabi Alonso memulai karier kepelatihannya dari bawah, termasuk sempat menangani Real Sociedad B. Perjalanan yang penuh kesabaran dan ketekunan ini sejalan dengan filosofi Real Madrid yang kini mulai lebih menyukai stabilitas dan pembangunan jangka panjang ketimbang hanya mengejar hasil instan.
Sinyal dari Manajemen Real Madrid
Florentino Pérez dan jajaran direksi Real Madrid dikenal tidak mudah mengambil keputusan gegabah, apalagi terkait penunjukan pelatih kepala. Meskipun Carlo Ancelotti masih memegang posisi tersebut hingga saat ini, muncul kabar bahwa ia akan meninggalkan klub setelah musim 2024/2025 untuk melatih tim nasional Brasil.
Dalam situasi ini, nama Xabi Alonso terus dikaitkan sebagai kandidat utama pengganti Ancelotti. Namun, Real Madrid tidak memaksa situasi. Mereka menghormati kontrak Alonso dengan Leverkusen, serta memberinya ruang untuk berkembang lebih jauh tanpa tekanan. Strategi ini mencerminkan pendekatan jangka panjang yang kini mulai diterapkan oleh klub yang dahulu terkenal sebagai “tim Galácticos.”
Bersaing dengan Klub Lain
Real Madrid bukan satu-satunya klub yang memantau Xabi Alonso. Klub-klub besar seperti Liverpool, Bayern München, dan bahkan Barcelona dilaporkan juga menunjukkan ketertarikan. Meski demikian, banyak pengamat meyakini bahwa jika Real Madrid bergerak, peluang mereka untuk mendapatkan tanda tangan Alonso jauh lebih besar karena ikatan sejarah dan emosional yang dimiliki.
Bahkan, beberapa laporan dari media Spanyol menyebut bahwa Alonso secara pribadi masih menjadikan Real Madrid sebagai destinasi utama jika ia memutuskan pindah dari Leverkusen.
Kesimpulan
Sikap sabar Real Madrid dalam menunggu Xabi Alonso menunjukkan kematangan manajemen klub dalam merancang masa depan. Mereka tidak terburu-buru, tidak ikut dalam hiruk-pikuk rumor, dan tetap tenang menunggu waktu yang tepat. Di sisi lain, Xabi Alonso juga terus membuktikan bahwa dirinya bukan hanya mantan pemain hebat, tetapi juga calon pelatih kelas dunia yang siap membawa Los Blancos ke era kejayaan berikutnya.
Jika saatnya tiba dan Xabi Alonso kembali ke Bernabéu, itu bukan sekadar reuni emosional, melainkan pertemuan antara visi masa depan dan warisan masa lalu yang kaya akan prestasi.